7 Fakta Jepang Cabut Peringatan Gempa Besar Usai Sepekan

3 months ago 39
ARTICLE AD BOX

Tokyo -

Gempa besar mengguncang negeri matahari terbit, Jepang. Sejurus kemudian, masyarakat di negara yang sudah akrab diguncang gempa itu diberi peringatan bahwa gempa yang dahsyat akan segera terjadi. Peringatan yang bikin ngeri itu baru dicabut sekarang. Berikut fakta-faktnya.

Fakta-fakta ini dihimpun detikcom dari pemberitaan internasional hingga Kamis (15/8/2024) petang.

1. Soal gempa itu sendiri

Gempa dengan magnitudo (M) 7,1 berguncang di Pulau Kyushu pada Kamis, 8 Agustus, sore hari, sepekan lalu. Pusat gempa ada pada kedalaman 25 km di bawah permukaan laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lampu lalu lintas dan mobil-mobil berguncang, piring-piring berjatuhan di Pulau Kyushu. Tidak ada kerusakan serius terhadap bangunan di negara maju tersebut, meski tercatat ada 14 orang terluka.

Peringatan tsunami diterbitkan oleh otoritas Jepang. Tsunami sempat diprediksi bakal terjadi sampai jarak 300 km dari pusat gempa di negara kepulauan Asia Timur itu. Ternyata, tsunami terjadi hanya kecil saja.

2. Peringatan akan adanya gempa dahsyat

Setelah gempa M 7,1 berguncang, otoritas Jepang merilis peringatan bahwa gempa besar (megaquake) akan berguncang.

"Kemungkinan gempa besar terbaru lebih tinggi dari biasanya, tapi ini bukan indikasi bahwa gempa besar pasti akan terjadi," demikian peringatan terbaru yang dirilis Badan Meteorologi Jepang (JMA) seperti dilansir AFP, Jumat (9/8) pekan lalu.

Itu menjadi peringatan pertama yang dikeluarkan JMA berdasarkan sistem baru yang dibuat setelah gempa besar mengguncang negara tersebut tahun 2011 lalu.

3. Perdana Menteri sampai balik lagi dari kunker

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, sedang berada di luar negeri saat gempa terjadi di negaranya. Sedianya, Kishida akan melawat ke Asia Tenggara pada Jumat (9/8). Namun, Kishida memutuskan kembali ke Jepang karena negaranya sedang menghadapi masalah gempa.

"Sebagai perdana menteri dengan tanggung jawab tertinggi untuk manajemen krisis, saya memutuskan untuk tinggal di Jepang setidaknya selama seminggu," katanya kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/8).

Kishida menambahkan bahwa masyarakat pasti merasa "sangat cemas" setelah JMA mengeluarkan peringatan pertamanya berdasarkan sistem baru yang disusun menyusul gempa bumi M 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami dan bencana nuklir yang mematikan.

4. Masyarakat panik

Menanggapi peringatan gempa dahsyat yang akan segera terjadi, masyarakat Jepang menjadi panik. Laporan AFP mengatakan di sebuah supermarket di Tokyo, ibu kota Jepang pada hari Sabtu, sebuah tulisan dipasang untuk meminta maaf kepada pelanggan atas kekurangan produk tertentu yang dikaitkan dengan "laporan media terkait gempa".

"Potensi pembatasan penjualan sedang diberlakukan", demikian bunyi tulisan tersebut, seraya menambahkan air minum kemasan sudah dijatah karena pengadaan yang "tidak stabil".

Pada Sabtu (10/8) pagi, situs web raksasa e-commerce Jepang, Rakuten menunjukkan toilet portabel, makanan kaleng, dan air minum dalam kemasan berada di puncak daftar barang yang paling dicari. Menurut laporan media lokal, beberapa pengecer di wilayah sepanjang garis pantai Pasifik juga melaporkan tingginya permintaan barang-barang terkait bencana.

Peringatan gempa besar yang dikeluarkan pekan lalu itu, telah mendorong ribuan orang Jepang untuk membatalkan liburan dan menimbun kebutuhan pokok, mengosongkan rak-rak di beberapa toko.

Halaman selanjutnya, peringatan gempa besar dicabut:

Read Entire Article