ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah Arab Saudi mengutuk upaya pembunuhan terhadap mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dilansir media Al Arabiya, Senin (15/7/2024), dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri pada Minggu (14/7) waktu setempat, Kerajaan Arab Saudi menekankan "penolakan terhadap segala bentuk kekerasan" dan menyatakan "solidaritas penuh terhadap Amerika Serikat, mantan presiden tersebut dan keluarganya."
Kerajaan Arab Saudi juga menyampaikan "belasungkawa kepada keluarga korban dan masyarakat Amerika yang ramah, dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada hari Sabtu (13/7) lalu, Trump, 78 tahun, baru saja memulai pidato kampanyenya di Butler, Pennsylvania, sekitar 30 mil (50 km) utara Pittsburgh, ketika tembakan terdengar. Tembakan mengenai telinga kanan mantan presiden tersebut dan membuat wajahnya berlumuran darah.
"Lawan! Lawan! Lawan!" ujar Trump kepada para pendukungnya sambil mengepalkan tinjunya, ketika para agen Secret Service membawanya pergi dari lokasi. Tim kampanyenya mengatakan dia baik-baik saja dan tampaknya tidak mengalami cedera serius, selain luka di telinga kanan atas.
Dalam insiden itu, agen Secret Service menembak mati tersangka, setelah dia melepaskan tembakan dari atap sebuah gedung, sekitar 150 yard (140 m) dari panggung tempat Trump berbicara. Motif tersangka, Thomas Crooks, 20 tahun, masih menjadi misteri.
FBI sedang berupaya mengakses telepon Crooks guna mempelajari lebih lanjut tentang penyebab percobaan pembunuhan tersebut, namun Crooks tampaknya tidak memiliki ''ideologi'' apa pun.