AS Desak Eskalasi Konflik di Timteng Dicegah Buntut Ledakan Pager di Lebanon

1 month ago 12
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ledakan massal yang menyasar perangkat komunikasi pager dan walkie talkie terjadi di sejumlah wilayah Lebanon. Amerika Serikat (AS) meminta semua pihak menahan diri untuk mencegah konflik baru di kawasan Timur Tengah (Timteng).

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, saat melakukan kunjungan di Paris, Prancis. Blinken meminta eskalasi di Timur Tengah untuk diredam.

"Prancis dan Amerika Serikat bersatu dalam menyerukan pengendalian diri dan mendesak deeskalasi terkait Timur Tengah pada umumnya dan Lebanon pada khususnya," kata Blinken dilansir AFP, Jumat (20/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Blinken mengatakan ledakan massal di Lebanon dikhawatirkan memantik tensi panas di Timteng. Konfik itu juga bisa menghambat upaya gencatan senjata di Gaza yang sedang dilakukan.

"Kami terus berupaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Kami yakin hal itu mungkin dan perlu. Namun sementara itu kami tidak ingin melihat adanya tindakan eskalasi dari pihak mana pun yang mempersulit upaya tersebut," ujar Blinken.

Selama dua hari berturut-turut ledakan perangkat komunikasi terjadi di Lebanon. Ledakan pertama berlangsung pada Selasa (17/8) saat sejumlah perangkat pager meledak. Sehari berselang, giliran sejumlah perangkat walkie talkie di Lebanon yang meledak.

37 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut dan ribuan lainnya terluka. Pihak Lebanon menuding Israel di balik peristiwa ledakan tersebut.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, buka suara usai ledakan massal menyasar perangkat komunikasi pager dan walkie-talkie terjadi di Lebanon. Nasrallah mengakui serangan itu sebagai pukulan bagi Hizbullah.

Dilansir AFP, Kamis (19/9), Nasrallah menyampaikan pidato terbuka hari ini usai ledakan pager dan walkie talkie terjadi di Lebanon. Dengan nada menantang, Nasrallah menyatakan Israel akan menanggung hukuman yang setimpal atas peristiwa ledakan di Lebanon.

Nasrallah menilai serangan perangakt komunikasi di wilayah Lebanon sebagai deklarasi perang. Dia menyebut pihaknya akan menuntut balas kepada Israel.

"Ini bisa berupa kejahatan perang atau deklarasi perang," kata Nasrallah.

(ygs/ygs)

Read Entire Article