AS Sebut Hacker Iran Tawarkan Materi Kampanye Trump ke Tim Biden

2 months ago 13
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) menyebut seorang hacker di Iran menawarkan materi 'curian' dari kampanye calon presiden Partai Republik Donald Trump kepada staf Joe Biden. Tawaran itu disampaikan sebelum Biden mundur dari pencalonan presiden.

Dilansir AFP, Kamis (19/9/2024), Badan-badan intelijen dan penegak hukum AS mengatakan para peretas "mengirimkan email yang tidak diminta kepada individu-individu yang kemudian dikaitkan dengan kampanye Presiden Biden yang berisi kutipan yang diambil dari materi non-publik yang dicuri dari kampanye mantan presiden Trump".

Biden saat itu adalah calon presiden dari Partai Demokrat, sebelum secara dramatis mengundurkan diri pada bulan Juli dan mendukung wakil presidennya, Kamala Harris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini disampaikan pada Rabu (18/9). Pernyataan bersama dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, Biro Investigasi Federal, dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur menyebutkan tidak ada staf kampanye Biden yang membalas email tersebut.

Pada bulan Agustus, lembaga yang sama pertama kali mengaitkan peretasan tersebut dengan Iran, dan menuduh Teheran berusaha mempengaruhi pemilu AS 2024. Namun, Iran membantah tuduhan tersebut.

"Aktor-aktor asing meningkatkan aktivitas pengaruh pemilu mereka menjelang Hari Pemilu pada bulan November," bunyi pernyataan AS, seraya mengatakan Rusia, Iran, dan Tiongkok "mencoba dengan beberapa cara untuk memperburuk perpecahan dalam masyarakat AS demi keuntungan mereka sendiri".

Badan-badan AS juga mengatakan para penyerang siber Iran juga berusaha membagikan informasi yang dicuri dari kampanye Trump kepada organisasi media AS. Namun, badan AS tidak menyebutkan organisasi media itu.

Pada bulan Agustus, Iran membantah tuduhan tersebut, dan misinya di PBB menantang Washington untuk memberikan bukti.

"Tuduhan seperti itu tidak berdasar dan tidak memiliki dasar apa pun," kata otoritas Iran saat itu.

"Seperti yang telah kami umumkan sebelumnya, Republik Islam Iran tidak mempunyai niat atau motif untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS," imbuhnya.

Diketahui, AS akan mengadakan pemungutan suara pada 5 November mendatang, dan tim kampanye Trump dan Harris mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran serangan siber dalam beberapa minggu terakhir.

(zap/yld)

Read Entire Article