ARTICLE AD BOX
Dubai -
Banjir yang dipicu oleh hujan lebat terjadi di Yaman. Sebanyak 45 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Dilansir AFP, Kamis (8/8/2024), Badan Kemanusiaan PBB OCHA melaporkan banjir bandang menyebabkan 15 kematian di Maqbanah di provinsi barat daya Taez pada Jumat lalu.
Di wilayah Hodeida yang dikuasai Huthi, Gubernur Mohamed Qahim mengatakan kepada televisi Al-Masirah bahwa 30 orang tewas dan lima orang hilang akibat banjir, dan menambahkan bahwa lebih dari 500 orang telah mengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, sejumlah rumah hancur dan lebih dari tujuh mobil hanyut.
OCHA mengatakan banjir di Taez telah berdampak pada 10.000 orang dan mengakibatkan 80 sumur terkubur, lahan pertanian tersapu air dan rumah-rumah rusak, dengan alasan 'kesulitan akses' dan kurangnya dana untuk lembaga bantuan.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB sebelumnya menyebut bahwa Yaman diperkirakan akan mengalami 'curah hujan kumulatif sebesar 300 mm di Dataran Tinggi Tengah dan Dataran Tinggi Selatan, dengan intensitas curah hujan harian tertinggi (lebih dari 120 mm) diperkirakan terjadi pada tanggal 7 Agustus'.
Beberapa daerah di Yaman telah mengalami hujan deras dan banjir sejak akhir Juli, sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari banyak orang di negara yang dilanda perang tersebut.
OCHA telah melaporkan pada 28 Juli kematian tiga orang, termasuk seorang anak, akibat banjir di wilayah utara provinsi Saada yang dikuasai pemberontak.
Banjir juga menghancurkan lebih dari 1.000 rumah bagi para pengungsi. OCHA menambahkan bahwa sekitar 2.000 keluarga terkena dampaknya.
Yaman dilanda perang yang meletus hampir satu dekade lalu ketika pemberontak Huthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa, menyebabkan pemerintah yang diakui secara internasional melarikan diri ke Aden.
Konflik tersebut telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana pengiriman bantuan dipersulit oleh ketidakamanan dan kesulitan logistik.
(fas/fas)