ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mencegah Iran menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang menyebabkan ketegangan regional meningkat.
Dilansir AFP, Rabu (14/8/2024), pernyataannya muncul setelah Iran menolak seruan Barat untuk "menghentikan" ancaman pembalasannya. Iran dan sekutunya menyalahkan Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada tanggal 31 Juli saat berkunjung ke Teheran untuk pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Iran telah berjanji untuk membalas kematian tersebut, yang terjadi beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut menewaskan seorang komandan senior Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya apakah gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat mencegah serangan Iran, Biden berkata: "Itu harapan saya". Biden mengatakan kepada wartawan di New Orleans bahwa meskipun negosiasi "semakin sulit", ia "tidak menyerah".
Para diplomat Barat telah berusaha keras untuk mencegah terjadinya konflik besar di Timur Tengah, di mana ketegangan sudah tinggi akibat perang Israel-Hamas di Gaza.
"Sepuluh bulan sejak dimulainya perang, ancaman eskalasi regional lebih nyata, dan mengerikan, daripada sebelumnya," kata Rosemary DiCarlo, wakil sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan politik dan pembangunan perdamaian. Ia meminta semua pihak untuk "mengakhiri semua retorika dan tindakan yang meningkatkan eskalasi".
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/8), Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mendesak Iran untuk meredakan ketegangan. Gedung Putih memperingatkan bahwa "serangkaian serangan signifikan" oleh Iran dan sekutu-sekutunya mungkin terjadi minggu ini, dengan mengatakan Israel memiliki penilaian yang sama.
Amerika Serikat telah mengerahkan grup penyerang kapal induk dan kapal selam peluru kendali ke wilayah tersebut untuk mendukung Israel. Washington menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari $20 miliar kepada Israel termasuk jet tempur F-15 dan hampir 33.000 peluru tank.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengkritik seruan Barat untuk menahan diri.
"Deklarasi Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak mengemukakan keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, secara terang-terangan meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya," katanya dalam sebuah pernyataan.
(rfs/rfs)