ARTICLE AD BOX
Dhaka -
Aksi demo mahasiswa yang berlangsung di Dhaka, ibu kota Bangladesh, berujung kerusuhan hingga menewaskan sedikitnya 32 orang. Sebenarnya, apa penyebab aksi protes yang diwarnai tindak kekerasan ini?
Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/7/2024), laporan kantor berita Prancis AFP menyebut jumlah korban tewas dalam unjuk rasa rusuh pada Kamis (18/7) waktu setempat telah bertambah menjadi sedikitnya 32 orang.
Laporan Reuters sendiri menyebut sedikitnya 13 orang tewas dalam unjuk rasa tersebut. Sedangkan laporan BBC menyebut 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam aksi protes tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Bangladesh terpaksa menghentikan beberapa layanan seluler sejak Kamis (18/7) waktu setempat untuk mencoba meredam kerusuhan, namun menurut sejumlah saksi mata Reuters di Dhaka, gangguan itu telah menyebar ke seluruh wilayah negara tersebut pada Jumat (19/7) pagi waktu setempat.
Unjuk rasa para mahasiswa di Bangladesh ini pada intinya memprotes kuota untuk pekerjaan pemerintah yang berlaku di negara tersebut.
Kerusuhan yang dilaporkan berlangsung secara nasional ini dikobarkan oleh tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda Bangladesh. Diketahui bahwa nyaris seperlima dari total 170 juta jiwa penduduk Bangladesh tidak memiliki pekerjaan atau tidak mengenyam pendidikan.
Kerusuhan yang mewarnai unjuk rasa mahasiswa pada Kamis (18/7) waktu setempat tercatat sebagai kerusuhan yang terbesar sejak Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina kembali terpilih memimpin Bangladesh pada awal tahun ini.
Dalam aksinya, para demonstran menuntut agar negara berhenti menyisihkan 30 persen pekerjaan pemerintah untuk keluarga dari orang-orang yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan tahun 1971 silam.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Demo Kuota PNS di Bangladesh Berujung Rusuh, 5 Orang Tewas':