ARTICLE AD BOX
Paris -
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk mantan negosiator Brexit Uni Eropa, Michel Barnier (73), sebagai Perdana Menteri (PM) Prancis yang baru. Barnier tercatat sebagai PM tertua dalam sejarah Prancis
Dilansir AFP dan BBC, Kamis (5/9/2024), mantan Menteri Luar Negeri Prancis itu menggantikan Gabriel Attal (35). Attal diketahui hanya menjabat selama 8 bulan selama periode gejolak politik yang belum pernah terjadi di Prancis.
Langkah Macron menunjuk Barnier, anggota partai sayap kanan Partai Republik (LR) dan tidak berafiliasi dengan faksi sentris presiden, disambut kekecewaan oleh kelompok kiri. Kelompok yang kecewa itu sedang berusaha menggulingkan Macron dengan mosi tidak percaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koalisi sayap kiri muncul sebagai kekuatan politik terbesar di Prancis setelah Pemilu awal musim panas ini, namun tidak memiliki cukup kursi di Parlemen. Sementara, faksi sentris Macron dan sayap kanan merupakan dua kelompok besar lainnya di Majelis Nasional, dengan Partai National Rally (RN) sebagai satu-satunya partai terbesar.
Macron yakin Barnier memperoleh suara mayoritas di Majelis Nasional yang terpecah
"Presiden yakin perdana menteri dan pemerintahan masa depan dapat memenuhi kondisi sestabil mungkin," katanya.
Barnier pernah mencoba menggantikan Macron sebagai presiden Prancis 3 tahun lalu, namun gagal. Saat itu, dia mengatakan ingin membatasi dan mengendalikan imigrasi.
Masa kepresidenan Macron berlangsung hingga tahun 2027. Biasanya, pemerintahan berasal dari partai presiden, karena mereka dipilih dalam waktu beberapa minggu.
Namun, pria yang menyebut dirinya sebagai 'ahli jam' ini mengubah hal tersebut ketika dia menyerukan Pemilu dini pada bulan Juni dan kelompok sayap tengahnya berada di urutan kedua setelah New Popular Front yang beraliran kiri.
Macron telah mewawancarai beberapa kandidat potensial untuk jabatan perdana menteri, namun tugasnya menjadi rumit karena perlunya menemukan nama yang dapat bertahan dari suara kecaman di Majelis Nasional.
Istana Kepresidenan Elysée menyatakan dengan menunjuk Barnier, Macron telah memastikan bahwa Perdana Menteri dan pemerintahan masa depan akan menawarkan stabilitas sebesar-besarnya dan persatuan seluas-luasnya.
Barnier telah diberi tugas untuk membentuk pemerintahan pemersatu 'untuk melayani negara dan rakyat Prancis'.
(isa/haf)