ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kepolisian India telah menangkap 33 orang setelah meningkatnya kekerasan etnis di negara bagian Manipur. Di wilayah bergolak itu, aturan jam malam dan pemblokiran internet telah diberlakukan.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (12/9/2024), pertempuran telah pecah di Manipur pada bulan Mei 2023, antara mayoritas Hindu, Meitei dan komunitas Kuki yang sebagian besar beragama Kristen. Konflik etnis tersebut telah menewaskan sedikitnya 200 orang.
Sejak itu, komunitas telah terpecah menjadi kelompok-kelompok yang berseteru di seluruh wilayah negara bagian timur laut, yang berbatasan dengan Myanmar yang dilanda perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berbulan-bulan relatif tenang, pertempuran baru meletus bulan ini.
Setidaknya 11 orang telah tewas, termasuk dalam apa yang disebut polisi sebagai "eskalasi signifikan" kekerasan, dengan pemberontak menembakkan roket dan menjatuhkan bom dengan pesawat nirawak atau drone.
"Menindaklanjuti protes kekerasan dalam beberapa hari terakhir, polisi Manipur telah menangkap 33 orang dan menangkap tujuh remaja," demikian pernyataan kepolisian. Kepolisian pun mendesak masyarakat "untuk bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam menjaga perdamaian dan kenormalan".
Otoritas setempat telah memberlakukan pemblokiran internet di beberapa daerah. Hal serupa telah dilakukan tahun lalu dan berlangsung selama berbulan-bulan.
Polisi juga telah memerintahkan jam malam. Namun, ratusan orang di Imphal, ibu kota negara bagian Manipur menentang perintah tersebut.