ARTICLE AD BOX
Washington DC -
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam ledakan massal ribuan unit pager atau penyeranta yang digunakan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon. Washington juga menyatakan tidak mengetahui sebelumnya soal insiden yang menewaskan sembilan orang dan melukai ribuan orang lainnya.
Otoritas AS, seperti dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), juga memperingatkan Iran, sekutu Hizbullah, untuk menahan diri dalam menanggapi insiden tersebut.
"Saya bisa memberitahu Anda bahwa AS tidak terlibat di dalamnya, AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya, dan pada saat ini, kami sedang mengumpulkan informasi," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller saat berbicara kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miller menolak untuk mengomentari kecurigaan luas bahwa ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di Lebanon itu didalangi oleh Israel, sekutu dekatnya. Selama beberapa bulan terakhir, militer Tel Aviv dan Hizbullah terlibat serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya, atau tepatnya 2.750 orang, termasuk para petempur Hizbullah dan utusan Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Ledakan ribuan unit pager itu terjadi kebanyakan di wilayah Lebanon bagian selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa bagian timur -- semuanya merupakan markas Hizbullah.
Insiden itu terjadi beberapa pekan setelah AS melakukan diplomasi privat untuk mencegah pembalasan besar-besaran Iran terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh pada akhir Juli lalu saat dia berkunjung ke Teheran.
Iran dan Hamas meyakini Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh, meskipun hingga kini Tel Aviv tidak berkomentar apa pun.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.