ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sayap bersenjata Hamas mengancam bahwa para sandera akan kembali ke Israel "dalam peti mati" jika tekanan militer terus berlanjut. Mereka pun memperingatkan bahwa "instruksi baru" telah diberikan kepada para militan yang menjaga para sandera jika pasukan Israel mendekat.
"Desakan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu untuk membebaskan para tahanan melalui tekanan militer alih-alih menyelesaikan kesepakatan, akan berarti bahwa mereka akan kembali ke keluarga mereka di dalam peti mati," kata Abu Obeida, juru bicara Brigade Ezzedine Al-Qassam, dalam sebuah pernyataan.
"Instruksi baru dikeluarkan kepada para mujahidin yang ditugaskan untuk menjaga para tahanan terkait penanganan mereka jika tentara pendudukan mendekati tempat penahanan mereka," katanya, dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada keluarga enam sandera yang jenazahnya ditemukan di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza bagian selatan pada akhir pekan. Netanyahu meminta maaf karena gagal memulangkan para sandera dalam keadaan hidup.
Seperti dilansir CNN dan The Hill, Selasa (3/9/2024), permintaan maaf kepada keluarga para sandera itu diungkapkan Netanyahu dalam konferensi pers pada Senin (2/9) malam waktu setempat.
Permintaan maaf ini disampaikan Netanyahu saat dirinya semakin menuai kritikan karena gagal mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk menjamin pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.