ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seorang pejabat Hizbullah mengatakan bahwa kelompok itu "berusaha" untuk memastikan serangan roket dan dronenya terhadap Israel pada hari Minggu (25/8) tidak akan memicu perang berskala penuh.
Dilansir kantor berita Reuters dan Al-Arabiya, Senin (26/8/2024), pejabat Hizbullah itu, dalam komentar tertulis yang dibagikan kepada media, mengatakan tanggapan kelompok itu terhadap pembunuhan komandan tinggi Hizbullah, Fuad Shukr pada tanggal 30 Juli telah tertunda karena "pertimbangan politik," terutama di antaranya pembicaraan yang sedang berlangsung tentang gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza.
Hizbullah yang didukung Iran meluncurkan ratusan roket dan drone ke Israel pada hari Minggu pagi waktu setempat. Serangan itu terjadi seiring militer Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet tempur untuk menggagalkan serangan yang lebih besar. Ini merupakan salah satu pertempuran terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang di perbatasan kedua negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga kematian dikonfirmasi di Lebanon dan satu kematian di Israel, di mana kerusakan tampaknya terbatas. Hizbullah mengindikasikan pihaknya belum merencanakan serangan lebih lanjut. Menteri luar negeri Israel mengatakan negara itu tidak menginginkan perang skala penuh.
Hizbullah mengatakan telah menembakkan 320 roket Katyusha ke Israel dan mengenai 11 target militer, dalam apa yang disebutnya sebagai tahap pertama pembalasan atas pembunuhan Shukr oleh Israel.