ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Israel membalas serangan kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah atas serangan roket ke Haifa, Israel Utara. PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah memberikan pukulan serius kepada Hizbullah.
Dilansir AFP, Minggu, (22/9/2024), pernyataan Netanyahu itu disampaikan menyusul serangan roket pada malam hari di Israel utara. Serangan itu, menurut militer Israel, telah mengirim ratusan ribu orang ke tempat perlindungan bom, dan menyebabkan kerusakan di wilayah Haifa, sebuah kota besar di Israel utara.
"Tidak ada negara yang dapat menoleransi serangan terhadap warganya, serangan terhadap kota-kotanya. Dan kami, Negara Israel, juga tidak akan menoleransinya," kata Netanyahu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu menyampaikan pernyataan pertamanya sejak serangan udara pada hari Jumat di Beirut yang menewaskan komandan Hizbullah, dan ledakan mematikan perangkat komunikasi di seluruh Lebanon awal minggu ini. Israel mengaku telah melancarkan serangkaian serangan terhadap Hizbullah. Namun ia tidak secara langsung menyebutkan insiden-insiden spesifik tersebut.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah melancarkan serangkaian serangan terhadap Hizbullah yang tidak pernah dapat dibayangkannya," katanya.
"Saya jamin mereka akan menerima pesannya", tambah Netanyahu.
Ia bersumpah untuk memulihkan keamanan di wilayah utara Israel dan mengizinkan penduduk yang mengungsi untuk kembali ke daerah perbatasan.
Diketahui, tembakan roket pada malam hari mencapai Kiryat Bialik di tepi kota terbesar di Israel utara, Haifa. Serangan itu menyebabkan sebuah bangunan terbakar, bangunan lain berlubang dengan pecahan peluru, dan kendaraan-kendaraan terbakar.
"Ini tidak menyenangkan. Ini perang," kata Sharon Hacmishvili, seorang warga di daerah tersebut.
Tentara Israel mengatakan lebih dari 150 roket, rudal, dan pesawat nirawak telah ditembakkan ke wilayahnya pada malam hari dan Minggu dini hari, sebagian besar dari Lebanon.
Lebih lanjut, militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan sebagai tanggapan atas tembakan roket. Juru bicara Nadav Shoshani menyebut serangan itu untuk mencegah serangan berskala lebih besar.
Di sisi lain Kementerian kesehatan Lebanon, mengatakan tiga orang tewas dalam serangan terpisah Israel di wilayah selatan. Sementara Hizbullah mengumumkan dua pejuang telah tewas.
Badan pertahanan sipil Israel memerintahkan semua sekolah di utara negara itu ditutup setelah tembakan roket.
"Ini mengingatkan saya pada 7 Oktober ketika semua orang tinggal di rumah," kata warga Haifa Patrice Wolff kepada AFP, merujuk pada hari ketika serangan Hamas memulai perang Gaza.
Sebelumnya, Hizbullah mengatakan telah menembakkan roket dengan menargetkan fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di daerah Haifa, Israel utara. Serangan itu dilakukan setelah ledakan perangkat komunikasi pada hari Selasa dan Rabu yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
"Dalam tanggapan awal terhadap ledakan pager dan radio dua arah, yang dituduhkan dilakukan Israel, Hizbullah mengebom kompleks industri militer Rafael di Israel utara dengan 'puluhan' roket," kata kelompok itu.
(yld/knv)