ARTICLE AD BOX
Gaza -
Israel meluncurkan serangan yang menewaskan sedikitnya 48 orang di Jalur Gaza, Palestina. Serangan terjadi di wilayah tengah dan selatan Gaza menjelang dimulainya vaksinasi polio di wilayah itu.
Dilansir Reuters, Minggu (1/9/2024), Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mulai melakukan vaksinasi polio terhadap 640.000 anak di wilayah itu. Vaksinasi polio itu akan beradu cepat dengan waktu.
Israel hanya memberi jeda 8 jam setiap hari dalam pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas di wilayah tertentu. Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Yousef Abu Al-Reesh, mengatakan tim vaksinasi akan mencoba menjangkau sebanyak mungkin wilayah untuk memastikan cakupan yang luas, tetapi dia mengatakan hanya gencatan senjata yang komprehensif yang dapat menjamin cukup banyak anak yang dijangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika masyarakat internasional benar-benar menginginkan kampanye ini berhasil, mereka harus menyerukan gencatan senjata, mengetahui bahwa virus ini tidak akan berhenti, dan dapat menyebar ke mana saja," katanya kepada wartawan di Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis.
Pada hari Sabtu, petugas medis memberikan vaksin kepada beberapa anak di bangsal Rumah Sakit Nasser sebagai langkah simbolis sebelum kampanye resmi dimulai. Kampanye ini menyusul munculnya kasus bayi lumpuh sebagian akibat virus polio tipe 2 yang menjadi kasus pertama di wilayah tersebut dalam 25 tahun.
Pejabat WHO mengatakan sedikitnya 90% anak-anak perlu divaksinasi dua kali dengan jarak empat minggu antar dosis agar upaya ini berhasil. Tetapi, vaksinasi ini menghadapi tantangan besar di Gaza, yang sebagian besar telah hancur akibat perang selama hampir 11 bulan.
Pada hari Sabtu, saat lebih dari 2.000 pekerja medis dan masyarakat bersiap untuk memulai vaksinasi, petugas medis di Nuseirat, salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Jalur Gaza, mengatakan serangan Israel yang terpisah menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk sembilan anggota keluarga yang sama.
Lebih dari 30 orang lainnya tewas dalam serangkaian serangan di wilayah lain di Gaza. Warga dan sumber militan mengatakan pejuang dari Hamas, Jihad Islam, dan kelompok lain bertempur melawan pasukan Israel di lingkungan Zeitoun Gaza utara, tempat tank-tank telah beroperasi selama berhari-hari, dan di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka terus beroperasi di Jalur Gaza tengah dan selatan. Pasukan Israel mengklaim telah membunuh militan dan membongkar infrastruktur militer di Kota Gaza, sementara mereka menemukan senjata dan membunuh orang-orang bersenjata di Tel Al-Sultan di Rafah barat.
Di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, keluarga-keluarga kembali ke daerah mereka setelah tentara mengakhiri serangan selama 22 hari yang katanya ditujukan untuk mencegah Hamas berkumpul kembali. Rekaman menunjukkan area yang luas diratakan, dan bangunan serta infrastruktur hancur.
Petugas medis mengatakan mereka menemukan sedikitnya sembilan mayat dari daerah tempat tentara Israel beroperasi. Perang di Gaza ini pecah sejak 7 Oktober 2023.
Israel mengklaim serangan ke Gaza sebagai balasan atas serangan dari Hamas di wilayah mereka yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Serangan Israel terhadap Gaza yang diperintah Hamas telah menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina. Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi dan daerah kantong tersebut mengalami krisis kelaparan. Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Dunia yang dibantahnya.
Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel terus melancarkan operasi militer di kota Jenin. Drone dan helikopter berputar-putar di atas kepala sementara suara tembakan sporadis dapat terdengar di kota tersebut.
(haf/imk)