ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Keamanan Iran menjadi sorotan usai pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran. Iran dinilai gagal dalam mempertahankan keamanannya.
Kelompok Hamas mengatakan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan Israel di wilayah Iran, saat ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara tersebut, Masoud Pezeshkian. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh dan seorang pengawal tewas setelah kediaman mereka di Teheran diserang rudal.
Hizbullah mengonfirmasi kematian Shukr pada hari Rabu (31/7) setelah Israel terang-terangan menyatakan melakukan serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membunuh seseorang dengan kedudukan seperti Haniyeh relatif belum pernah terjadi sebelumnya, dan membunuhnya beberapa jam setelah pelantikan presiden Iran mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Israel memiliki kemampuan dan kemauan untuk menargetkan tokoh-tokoh bernilai tinggi kapan saja, di mana saja," kata Gregory Brew, seorang analis senior di Eurasia Group, kepada Al Arabiya English.
Menanggapi pembunuhan Haniyeh, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan "hukuman keras". Dian mengatakan bahwa membalas kematian Haniyeh adalah tugas Iran, mengingat pembunuhan tersebut terjadi di wilayah Iran.
Prosesi pemakaman pun digelar di Iran. Di pusat kota ibu kota Iran, kerumunan pelayat yang membawa poster Haniyeh dan bendera Palestina berkumpul di Universitas Teheran pada Kamis pagi waktu setempat, menurut seorang koresponden AFP.
Dilansir Al Arabiya, Kamis (1/8/2024), para analis mengatakan bahwa pembunuhan tersebut mengirimkan pesan yang jelas kepada Iran dan sekutunya: mereka tidak berada di luar jangkauan Israel, bahkan di Teheran sekalipun. Hal itu juga menyoroti sejauh mana kemampuan intelijen Israel di dalam wilayah Iran.
Simak juga Video 'Jenazah Ismail Haniyeh Mendarat di Doha Qatar untuk Dimakamkan':
Bagaimana pandangan para pakar usai insiden pembunuhan Haniyeh di Iran ini? Baca halaman selanjutnya.