Kerahkan Aset Militer ke Timur Tengah, AS: Bertujuan Defensif

3 months ago 32
ARTICLE AD BOX

Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjelaskan bahwa pengerahan aset militer tambahan ke Timur Tengah merupakan langkah defensif, dengan tujuan meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Pengerahan itu dilakukan saat ancaman serangan Iran dan sekutunya membayangi Israel, sekutu Washington.

Seperti dilansir Reuters, Senin (5/8/2024), ketegangan regional semakin meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pada Rabu (31/7) lalu. Sehari sebelumnya, seorang komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, tewas dalam serangan Israel di pinggiran Beirut, Lebanon.

Situasi itu menambah kekhawatiran bahwa perang yang telah berkecamuk sejak Oktober tahun lalu, antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza bisa meluas menjadi konflik regional Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik Hamas maupun Lebanon, yang sama-sama didukung oleh Iran, telah bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas kematian Haniyeh dan Shukr. Sumpah serupa juga disampaikan oleh Teheran. Tel Aviv baru mengaku bertanggung jawab atas kematian Shukr, namun belum mengomentari kematian Haniyeh.

Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, pada Jumat (2/8) waktu setempat, mengumumkan pengerahan aset-aset militer tambahan seperti jet tempur dan kapal-kapal perang ke kawasan Timur Tengah.

Wakil penasihat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Jonathan Finer, menjelaskan bahwa pengerahan tambahan semacam itu merupakan langkah defensif.

"Tujuan keseluruhannya adalah untuk menurunkan suhu di kawasan, mencegah dan mempertahankan diri dari serangan-serangan tersebut, dan menghindari konflik regional," ujar Finer saat berbicara dalam program televisi CBS "Face the Nation".

Disebutkan oleh Finer dalam pernyataannya bahwa AS dan Israel sedang mempersiapkan setiap kemungkinan.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article