Kerusuhan Ngeri di Bangladesh, Seratusan Orang Tewas Termasuk 1 WNI

3 months ago 39
ARTICLE AD BOX

Dhaka -

Kerusuhan mengerikan pecah di Bangladesh hingga berujung mundurnya Sheikh Hasina dari jabatan Perdana Menteri yang sudah 15 tahun dipegangnya. Kericuhan itu menyebabkan lebih dari 100 orang tewas, termasuk seorang warga negara Indonesia (WNI).

Dilansir AFP, Selasa (6/8/2024), sedikitnya 109 orang tewas pada Senin (5/8) waktu setempat ketika ribuan demonstran yang marah membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh, Dhaka. Pada hari yang sama, Sheikh Hasina mundur dari jabatannya dan kabur ke luar negeri.

Polisi dan dokter di rumah sakit setempat melaporkan 109 kematian dalam sehari, yang menjadikan Senin (5/8) kemarin sebagai hari paling mematikan sejak aksi protes menyelimuti Bangladesh sejak awal Juli 2024. Berdasarkan data kepolisian, pejabat pemerintah dan dokter-dokter rumah sakit setempat, total 409 orang tewas di Bangladesh sejak unjuk rasa marak pada Juli lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unjuk rasa yang awalnya memprotes kuota pekerjaan pegawai negeri dari pemerintah, telah meluas menjadi kerusuhan terburuk dalam 15 tahun pemerintahan Hasina. Massa yang awalnya menuntut penghapusan kuota pekerjaan pemerintah malah berubah menjadi seruan yang lebih luas agar wanita berusia 76 tahun itu mundur dari jabatannya.

Hasina pun kabur dari istananya di Dhaka setelah para demonstran mengabaikan jam malam yang diberlakukan militer. Massa nekat membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh.

Usai Hasina kabur dari Dhaka, ribuan demonstran menerobos masuk dan mengacak-acak kantor dan kediaman PM Bangladesh tersebut. Kerusuhan semakin tak terbendung meski jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat. Perkantoran juga ditutup dan lebih dari 3.500 pabrik yang melayani industri garmen, yang penting secara ekonomi di Bangladesh, ditutup akibat demo.

Tentara dan polisi dengan kendaraan lapis baja dikerahkan di berbagai area Dhaka untuk mengontrol massa. Mereka membuat barikade yang disertai kawat berduri pada ruas jalanan menuju ke kantor PM Bangladesh. Namun, massa dalam jumlah besar membanjiri jalanan hingga merobohkan barikade yang dipasang.

Para demonstran dan para pendukung pemerintah juga dilaporkan saling berkelahi di berbagai wilayah, dengan melibatkan tongkat dan pisau. Situasi itu mendorong pasukan keamanan Bangladesh untuk melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa.

Para demonstran mahasiswa Bangladesh mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim negara tersebut setelah Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.

"Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama," ucap pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Nahid Islam, dalam pesan video pada Selasa (6/8).

Pernyataan itu dirilis setelah Panglima Militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan Hasina mundur sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan interim. Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa untuk membahas pemerintahan interim.

Yunus, yang seorang ekonom terkemuka dan kini berusia 84 tahun, banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya. Namun, dia juga mendapat permusuhan dari Hasina yang menuduhnya 'mengisap darah' orang-orang miskin.

Yunus saat ini berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article