ARTICLE AD BOX
Moskow -
Seorang penasihat berpengaruh untuk Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat dan aliansi NATO, yang dipimpin Amerika Serikat (AS), telah membantu merencanakan penyerbuan Ukraina terhadap wilayah Kursk di Rusia. Washington telah membantah tuduhan ini.
Penyerbuan yang tercatat sebagai serangan terbesar terhadap Rusia oleh kekuatan asing sejak Perang Dunia II itu, dimulai sejak 6 Oktober lalu ketika ribuan tentara Ukraina melintasi perbatasan barat Rusia. Penyerbuan itu sangat mempermalukan militer Moskow.
Ukraina, seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/8/2024), menyebut penyerbuan itu diperlukan untuk memaksa Rusia, yang mengirimkan pasukannya ke Kyiv sejak Februari 2022 lalu, memulai perundingan damai yang "adil".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun AS dan negara-negara Barat, yang ingin menghindari konfrontasi militer langsung dengan Moskow, mengatakan Ukraina belum memberikan pemberitahuan awal soal penyerbuan itu. Washington juga menegaskan tidak terlibat, meskipun senjata pasokan AS dan Inggris dilaporkan digunakan dalam serangan di wilayah Rusia.
Tokoh veteran Kremlin yang berpengaruh, Nikolai Patrushev, menepis pernyataan Barat dalam wawancara dengan surat kabar Izvestia.
"Operasi di wilayah Kursk juga direncanakan dengan partisipasi NATO dan dinas khusus Barat," sebut Patrushev, tanpa memberikan bukti.
"Tanpa partisipasi dan dukungan langsung mereka, Kyiv tidak akan berani memasuki wilayah Rusia," ucapnya.
Pernyataan itu menyiratkan bahwa serangan pertama yang diakui Ukraina ke wilayah kedaulatan Rusia telah membawa risiko eskalasi yang tinggi.
Nikolai Patrushev, penasihat Putin dan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia Foto: Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.