Lebanon Dibayangi Perang Picu Negara Lain Minta Warganya Hengkang

3 months ago 114
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Lebanon kini dibayangi perang ketika berada di garis depan perang regional. Hal ini memicu banyaknya negara yang meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.

Seruan mendesak pun semakin meluas bagi warga negara asing (WNA) untuk segera meninggalkan Lebanon. Seruan semacam itu marak saat Iran dan sekutu-sekutunya bersiap membalas pembunuhan dua pejabat tinggi Hamas dan Hizbullah, yang diyakini didalangi oleh Israel.

Dirangkum detikcom, Senin (5/8/2024), mulai dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, hingga Indonesia dan Arab Saudi telah merilis imbauan untuk warga negaranya segera meninggalkan Lebanon. Selain itu, mereka juga diminta tidak bepergian ke Lebanon saat ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin meningkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbauan perjalanan dirilis sejumlah negara setelah AS mengumumkan pengerahan kapal perang tambahan ke kawasan tersebut, saat situasi semakin memanas.

Berikut daftar negara-negara yang merilis imbauan perjalanan untuk Lebanon:

Indonesia

KBRI Beirut merilis imbauan bagi para warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Lebanon sejak Kamis (1/8) pekan lalu. Dalam imbauannya, KBRI Beirut menyerukan agar seluruh WNI segera keluar dari wilayah Lebanon untuk sementara waktu.

"Dan (WNI) mempertimbangkan untuk keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia," tulis tulis KBRI Beirut dalam keterangannya, Kamis (1/8).

"Kami juga mengimbau warga negara Indonesia yang memiliki rencana melakukan perjalanan ke Lebanon untuk menunda perjalanan hingga kondisi keamanan telah membaik," lanjut pernyataan KBRI Beirut tersebut.

Secara khusus, KBRI Beirut mengimbau seluruh WNI di wilayah Lebanon bagian selatan untuk berlindung di KBRI Beirut yang menjadi safe house, dengan wilayah itu telah ditetapkan sebagai "status Siaga I" sejak Oktober 2023.

Amerika Serikat

Departemen Luar Negeri AS merilis imbauan perjalanan untuk Lebanon sejak awal Agustus ini, saat ketegangan meningkat antara Hizbullah dan Israel.

"Jika Anda berada di Lebanon, bersiaplah untuk berlindung di tempat jika situasinya memburuk. Kedutaan Besar AS sangat menganjurkan warga AS yang sudah berada di Lebanon Selatan, dekat perbatasan dengan Suriah, dan/atau di permukiman pengungsi untuk meninggalkan negara itu," demikian pernyataan Deplu AS, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (1/8).

Dalam imbauan terbaru pada Minggu (4/8), Kedutaan Besar AS di Beirut kembali mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dengan 'tiket apa pun yang tersedia'.

Inggris

Pemerintah Inggris mengimbau warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon dan tidak bepergian ke negara tersebut. Imbauan ini dirilis London saat para diplomat berupaya untuk mengendalikan eskalasi antara Israel dan Hizbullah.

"Kami menyarankan warga negara Inggris untuk meninggalkan Lebanon dan tidak bepergian ke negara tersebut. Ini adalah situasi yang bergerak cepat," tulis Menteri Luar Negeri David Lammy dalam postingan di X, dilansir kantor berita AFP, Selasa (30/7).


Australia

Pemerintah Australia mengeluarkan seruan bagi warga Australia di Lebanon agar meninggalkan negara itu sekarang juga, karena risiko konflik regional meningkat.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong merilis pesan video pada Rabu (31/7) waktu setempat yang menyerukan warga Australia di Lebanon untuk keluar dari negara itu.

"Pesan saya kepada warga negara Australia dan residen di Lebanon adalah: sekarang saatnya untuk pergi. Jika Anda berada di Australia dan berpikir untuk bepergian ke Lebanon - jangan," kata Wong seperti dilansir ABC News, Kamis (1/8).

"Beberapa penerbangan komersial masih beroperasi. Jika Anda dapat pergi, Anda harus pergi," imbuhnya.

Simak halaman selanjutnya

Read Entire Article