ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Angkatan Darat dan Angkatan Udara China memulai latihan tempur pada hari Selasa (27/8) di dekat perbatasannya dengan Myanmar. Latihan militer dengan menggunakan peluru asli itu, dilakukan menyusul pembicaraan bilateral baru-baru ini tentang keamanan di daerah tersebut.
Negara bagian Shan di Myanmar utara telah menjadi lokasi bentrokan berulang sejak akhir Juni lalu. Tepatnya setelah kelompok pemberontak etnis kembali melancarkan serangan-serangan terhadap militer di sepanjang jalan raya perdagangan penting menuju China tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (27/8/2024), Beijing adalah sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta Myanmar. Namun, para analis mengatakan bahwa negara itu juga memelihara hubungan dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata yang menguasai wilayah di dekat perbatasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal bulan ini, kepala junta Myanmar menerima kedatangan menteri luar negeri China di Naypyidaw untuk melakukan pembicaraan tentang "stabilitas wilayah perbatasan".
Negara bagian Shan berbatasan dengan provinsi Yunnan di China, dan merupakan bagian penting dari program China, Belt and Road Initiative.
Otoritas setempat di Yunnan mengatakan latihan tersebut, yang diadakan sesuai dengan "rencana pelatihan tahunan", akan berlangsung hingga Kamis mendatang.
Latihan tersebut "bertujuan untuk menguji kemampuan pengintaian, peringatan dini, kontrol multidimensi, dan serangan komando", menurut juru bicara Tentara Pembebasan Rakyat, yang dikutip oleh kantor berita pemerintah China, Xinhua.
Pasukan yang terlibat "siap untuk menangani berbagai keadaan darurat dan berkomitmen untuk menjaga kedaulatan nasional, stabilitas perbatasan, dan keselamatan jiwa serta harta benda rakyat", kata laporan itu.
(ita/ita)