ARTICLE AD BOX
Vatican City -
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengecam upaya mengusir para migran dan memblokir rute yang mereka tempuh sebagai "dosa besar". Dia mengenang para migran yang kehilangan nyawa, termasuk mereka "ditelantarkan" di gurun.
Paus Fransiskus secara rutin menyerukan lebih banyak empati terhadap orang-orang yang melarikan diri dari konflik, kemiskinan, bencana, atau persekusi, terutama mereka yang berusaha mencapai kawasan Eropa dari Afrika dengan menyeberangi Laut Mediterania.
Dia mendedikasikan pidatonya saat audiensi mingguannya pada Rabu (28/8) waktu setempat untuk membahas masalah migran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paus Fransiskus, dalam pidatonya seperti dilansir AFP, Rabu (28/8/2024), memperingatkan terhadap "undang-undang yang restriktif" dan "militerisasi perbatasan", serta menyerukan rute migrasi yang aman.
"Harus dikatakan dengan jelas: ada pihak yang bekerja secara sistematis dan dengan segala cara untuk mengusir para migran. Dan hal ini, jika dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab, adalah dosa besar," ucap Paus Fransiskus memberikan peringatan.
Dia berulang kali menyebut Laut Mediterania, yang menurut penghitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi lokasi hilangnya 3.000 migran sepanjang tahun lalu, telah menjadi "kuburan".
"Sangat disayangkan, sejumlah gurun juga menjadi kuburan para migran. Dan bahkan di sini pun tidak selalu ada pertanyaan tentang kematian yang 'alami'. Tidak. Kadang-kadang, mereka dibawa ke gurun dan ditinggalkan," kata Paus Fransiskus.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.