Pemilik Toko Ditembak Mati Saat Demo, Peran Eks PM Bangladesh Diselidiki

3 months ago 32
ARTICLE AD BOX

Dhaka -

Pengadilan Bangladesh memerintahkan penyelidikan terhadap peran mantan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina dalam kematian seorang pemilik toko kelontong saat unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa berlangsung di ibu kota Dhaka bulan lalu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (13/8/2024), kasus yang diajukan oleh seorang warga Bangladesh bernama Amir Hamza terhadap Hasina dan enam pejabat lainnya itu diterima oleh kepala pengadilan metropolitan Dhaka setelah sidang perdana digelar pada Selasa (13/8) waktu setempat.

Pengacara yang mewakili Hamza, Anwarul Islam, mengungkapkan bahwa hakim pengadilan Dhaka, Rajesh Chowdhury, telah memerintahkan kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki kematian seorang pemilik toko kelontong tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu menjadi kasus pertama yang diajukan terhadap Hasina setelah dia dilengserkan dari jabatannya ketika unjuk rasa yang berujung kerusuhan menyelimuti Bangladesh hingga menewaskan sedikitnya 300 orang, sebagian besar mahasiswa. Hasina kabur ke India pada 5 Agustus lalu dan kini berlindung di New Delhi.

Beberapa pejabat lainnya yang juga menjadi tertuduh dalam kasus ini termasuk Obaidul Quader selaku Sekretaris Jenderal Partai Liga Awami, yang dipimpin Hasina, kemudian mantan Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan Kamal dan beberapa pejabat senior Kepolisian Bangladesh.

Dalam aduannya, Hamza menyebut seorang pemilik toko kelontong bernama Abu Saeed terbunuh pada 19 Juli lalu, sekitar pukul 16.00 waktu setempat, ketika dia tiba-tiba terkena peluru saat menyeberang jalan di area Mohammadpur, Dhaka.

Disebutkan Hamza bahwa peluru itu dilepaskan oleh polisi Dhaka yang sedang menembaki mahasiswa dan para demonstran lainnya yang melakukan aksi protes menentang kuota pekerjaan pemerintah.

Hamza sebagai pelapor menyalahkan Hasina atas penembakan yang dilakukan polisi tersebut. Diketahui bahwa pada saat itu, Hasina menyerukan tindakan tegas untuk meredam kekerasan yang terjadi.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article