ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Perang Gaza telah berlangsung hampir setahun. Pemimpin Hamas Yahya Sinwar menegaskan bahwa kelompok Palestina itu memiliki sumber daya untuk mempertahankan perjuangannya melawan Israel, dengan dukungan dari sekutu-sekutu regional yang didukung Iran.
Sinwar, yang bulan lalu menggantikan pemimpin Hamas yang terbunuh Ismail Haniyeh, mengatakan dalam sebuah surat kepada sekutu kelompok itu, Houthi di Yaman: "Kami telah mempersiapkan diri untuk berperang dalam perang gesekan yang panjang".
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/9/2024), Sinwar, dalam suratnya kepada Houthi, mengancam bahwa kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran di Gaza dan di tempat lain di wilayah itu akan "mematahkan keinginan politik musuh" setelah lebih dari 11 bulan perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Upaya gabungan kami dengan Anda dan dengan kelompok-kelompok di Lebanon dan Irak akan mematahkan musuh ini dan mengalahkannya", kata Sinwar.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, setelah berbulan-bulan upaya mediasi menuju kesepakatan gencatan senjata Gaza yang sulit dipahami, Amerika Serikat bekerja "dengan cepat" pada proposal baru untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa antara Israel dan Hamas.
Miller mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan membahas upaya gencatan senjata dengan para pejabat Mesir dalam kunjungannya minggu ini.
Ia mengatakan bahwa tuntutan Israel untuk mempertahankan pasukan di perbatasan Gaza-Mesir dan rincian tentang pembebasan tawanan tetap menjadi poin utama yang diperdebatkan.