Penegasan Trump Tak Ada Lagi Debat Lawan Kamala Harris

2 months ago 40
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang juga capres Partai Republik, menegaskan tidak akan ikut lagi dalam debat capres melawan rival utamanya, Wakil Presiden AS Kamala Harris. Penegasan ini ia sampaikan setelah menuding ada ketidaknetralan saat debat pertama.

Sebagaimana diketahui, dalam debat capres pertama antara Trump dan Harris, setelah Presiden Joe Biden mundur dari pencapresan pada Juli lalu, kedua capres melontarkan serangan verbal. Harris mengatakan bahwa para pemimpin dunia selama ini menertawakan Trump dan menyebut mantan Presiden AS itu mudah dimanipulasi para diktator dunia.

Harris juga menyebut bahwa para pemimpin militer yang pernah bekerja dengan Trump menganggapnya sebagai "aib".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah diketahui bahwa para diktator dan autokrat ini mendukung Anda untuk menjadi presiden lagi karena mereka sangat jelas -- mereka bisa memanipulasi Anda dengan sanjungan dan bantuan, dan itulah sebabnya begitu banyak pemimpin militer yang pernah bekerja dengan Anda memberitahu saya bahwa Anda adalah aib," kata Harris kepada Trump dalam debat capres AS.

Saat membahas soal perang yang berkecamuk di Jalur Gaza, Trump menuduh Harris membenci Israel. Dia juga menilai Israel akan lenyap jika Harris terpilih menjadi Presiden AS, namun tanpa memberikan bukti untuk mendukung argumennya tersebut.

"Dia (Harris-red) membenci Israel. Pada saat yang sama, dengan caranya sendiri, dia membenci populasi Arab karena seluruh negara akan diledakkan -- Arab, orang-orang Yahudi, Israel," sebut Trump dalam debat capres pada Selasa (10/9) malam.

"Jika dia (Harris-red) menjadi presiden, saya meyakini bahwa Israel tidak akan ada dalam dua tahun dari sekarang. Israel akan lenyap," ucapnya.

Harris menimpali komentar terakhir Trump dengan membalas bahwa tuduhan dirinya membenci Israel "sama sekali tidak benar". Harris menegaskan dirinya mendukung Israel sepanjang hidup dan kariernya.

Apakah Trump bersedia berdebat kembali? Baca halaman selanjutnya>>

Read Entire Article