ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dua orang tewas dalam penembakan di kantor Wildberries, perusahaan ritel Rusia, di Moskow. Penembakan tersebut menurut CEO Wildberries disebabkan oleh upaya pengambilalihan yang gagal oleh mantan suaminya.
Dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), Wildberries mengatakan orang-orang bersenjata yang menemani Vladislav Bakalchuk, suami dari CEO Tatyana Bakalchuk, memasuki gedung kantor perusahaan secara ilegal di pusat kota Moskow dan melepaskan tembakan.
Video di media sosial menunjukkan perkelahian terjadi di pintu masuk kantor, sementara suara tembakan terdengar di latar belakang. Seorang pria terlihat memegang senjata api dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden itu terjadi beberapa minggu setelah Wildberries, perusahaan ritel daring terbesar di Rusia, menyelesaikan kesepakatan merger yang dikecam Vladislav dan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov bersumpah untuk menghentikannya dengan segala cara.
"Hari ini sekelompok orang yang dipimpin oleh Vladislav Bakalchuk, Sergei Anufriev, dan Vladimir Bakin berusaha merebut kantor Wildberries di Moskow," kata CEO Tatyana Bakalchuk, yang merupakan wanita terkaya di Rusia.
"Saya sangat menyesalkan, sebagai akibat dari serangan bersenjata di Wildberries, seorang petugas keamanan di kantor kami tewas," katanya.
Petugas keamanan kedua kemudian tewas akibat luka-lukanya, demikian dilaporkan media pemerintah Rusia. Komite Investigasi Rusia yang menyelidiki kejahatan besar berada di lokasi kejadian, kata kantor berita pemerintah TASS.
Vladislav membantah bahwa dia dan anak buahnya bersenjata, dengan mengatakan di media sosial bahwa dia datang ke kantor untuk mengambil bagian dalam negosiasi dan bahwa penembakan itu terjadi "dari dalam gedung".
Wildberries membantah pernyataannya, dengan mengatakan bahwa anak buahnya adalah "orang pertama yang melepaskan tembakan" dan bahwa ia tidak berhak memasuki gedung sebagai mantan karyawan. Dikatakan juga bahwa telah terjadi upaya ilegal untuk memasuki dua alamatnya sekaligus, tanpa memberikan rincian.
AFP melihat beberapa kendaraan polisi di dekat kantor di pusat kota Moskow. Sepuluh orang telah ditahan terkait dengan insiden itu, kata kantor berita pemerintah Rusia RIA.
Bakalchuk mendirikan Wildberries bersama dengan suaminya yang saat itu seorang teknisi IT pada tahun 2004, tetapi pada bulan Juli ia mengumumkan bahwa keduanya telah berpisah dan akan bercerai. Vladislav memiliki 1% saham perusahaan, sementara istrinya Tatyana memiliki 99% saham lainnya.
Perusahaan tersebut bulan lalu menyelesaikan penggabungan dengan raksasa periklanan luar ruang Rusia Russ, sebuah kesepakatan yang mendapat restu Kremlin tetapi suaminya Vladislav menyebutnya sebagai "kesalahan besar".
Pada bulan Juli, pemimpin Republik Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, mengecam kesepakatan tersebut sebagai serangan perusahaan yang "terang-terangan dan kurang ajar" dan berjanji untuk menghentikannya, setelah bertemu dengan Vladislav secara langsung.
(rfs/idn)