ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Israel mengumumkan keadaan darurat nasional selama 48 jam. Pengumuman ini disampaikan Menteri Pertahanan Israel di tengah saling berbalas serangan dengan kelompok militan di Lebanon, Hizbullah.
"Deklarasi keadaan darurat memungkinkan IDF (militer Israel) mengeluarkan instruksi kepada warga Israel, termasuk membatasi pertemuan dan menutup tempat-tempat yang mungkin relevan," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dilansir AFP, Minggu (25/8/2024).
"Saya yakin bahwa ada kemungkinan besar serangan terhadap penduduk sipil di wilayah negara tempat deklarasi situasi khusus tidak berlaku," kata Gallant mengacu pada tindakan darurat lokal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan ini saya nyatakan situasi khusus di garis depan di wilayah lain di negara ini. Situasi ini berlaku selama 48 jam mulai pukul 6:00 pagi," kata Gallant.
Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan terpisah mengatakan Gallant memberi pengarahan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengenai situasi secara keseluruhan.
"Kami telah melakukan serangan tepat di Lebanon untuk menggagalkan ancaman yang akan segera terjadi terhadap warga Israel," kata Gallant kepada Austin, menurut pernyataan tersebut.
"Kami mengikuti perkembangan di Beirut dengan saksama, dan kami bertekad untuk menggunakan semua cara yang kami miliki untuk membela warga kami."
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa kedua pemimpin membahas pentingnya menghindari eskalasi regional.
Hizbullah Luncurkan Roket Targetkan Militer Israel
Kelompok Hizbullah mengatakan telah melancarkan serangan besar-besaran dengan roket dan pesawat nirawak terhadap Israel. Sebanyak lebih dari 320 roket Katyusha diluncurkan oleh Hizbullah.
Hizbullah menyebut serangan itu sebagai "tanggapan awal" atas tewasnya seorang komandan tinggi. Sementara Israel melancarkan apa yang disebutnya serangan pendahuluan terhadap kelompok tersebut.
"Jumlah roket Katyusha yang diluncurkan hingga saat ini lebih dari 320... ke arah posisi musuh," kata pernyataan Hizbullah, dilansir AFP, Minggu (25/8).
Hizbullah menambahkan mereka telah menargetkan 11 pangkalan dan barak Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.
Hizbullah sebelumnya juga mengatakan bahwa mereka memulai serangan udara dengan sejumlah besar pesawat nirawak yang menargetkan jauh ke dalam wilayah Israel.
Gerakan yang didukung Iran tersebut telah saling serang secara berkala dengan Israel. Serangan itu untuk mendukung sekutunya, Hamas, sejak serangan kelompok militan Palestina tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza.
Namun, kekhawatiran akan konflik besar-besaran meningkat setelah Iran dan Hizbullah bersumpah membalas dendam atas pembunuhan bulan lalu, yang dituduhkan kepada Israel, terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan serangan Israel yang menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan tinggi Hizbullah, di Beirut selatan.
Simak selengkapnya pada halaman berikut.