Pesawat Pengintai China Menyusup ke Jepang, AS: Peringatan Keras!

2 months ago 25
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Penyusupan pesawat pengintai China ke wilayah udara Jepang merupakan "peringatan keras" bagi Tokyo tentang sifat agresif kepemimpinan China. Hal tersebut disampaikan seorang anggota parlemen Amerika Serikat John Moolenaar, yang mengepalai Komite Khusus DPR untuk China, pada hari Rabu (28/8) waktu setempat.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/8/2024), menurut Tokyo, insiden pada hari Senin lalu yang melibatkan pesawat pengintai Y-9 yang terbang di dekat pulau Kyushu selatan tersebut, adalah pertama kalinya pesawat militer China melanggar wilayah udara Jepang. Tokyo menyampaikan kepada Beijing bahwa itu "sama sekali tidak dapat diterima."

Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka masih mencoba memahami situasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah melihat China yang sangat berbeda dalam beberapa tahun terakhir dan pertanyaannya adalah apa cara terbaik untuk mencegah agresi dan aktivitas jahat di masa mendatang," kata Moolenaar, yang merupakan anggota DPR AS dari Partai Republik, dalam sebuah wawancara di Tokyo, ibu kota Jepang pada hari Rabu.

Kunjungannya ke Jepang, bersama setengah lusin anggota komite bipartisan, telah membahas berbagai topik mulai dari ekspor bahan kimia prekursor fentanil oleh China, hingga pengaruh Beijing atas bisnis-bisnis AS. Kunjungan ini dilakukan saat pemerintahan Presiden Joe Biden berupaya memperluas pembatasan ekspor peralatan manufaktur semikonduktor.

Sebelumnya, pemerintah Jepang mengecam apa yang disebutnya sebagai "pelanggaran serius" terhadap kedaulatannya setelah sebuah pesawat militer China menyusup ke wilayah udaranya.

"Pelanggaran wilayah udara kami oleh pesawat militer China tidak hanya merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan kami, tetapi juga ancaman terhadap keamanan kami dan sama sekali tidak dapat diterima," kata juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi sehari setelah insiden di Laut China Timur tersebut.

Read Entire Article