ARTICLE AD BOX
New Delhi -
Polisi menangkap seorang pria terkait dugaan pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang di India. Pria itu merupakan seorang petugas di rumah sakit tempat pemerkosaan dan pembunuhan terjadi.
Dilansir BBC, Minggu (18/8/2024), pemerkosaan dokter magang wanita berusia 31 tahun itu telah mengejutkan negara tersebut. Tubuh korban yang setengah telanjang dengan luka parah ditemukan di aula seminar di RG Kar Medical College pekan lalu setelah dia dilaporkan pergi ke sana untuk beristirahat usai menjalani sif kerja 36 jam.
Polisi kemudian menangkap seorang pekerja sukarela di rumah sakit tersebut. Kasus ini telah dilimpahkan dari kepolisian setempat ke Biro Investigasi Pusat (CBI) India usai ramai protes karena penanganan kasus yang lambat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerkosaan dan pembunuhan dokter tersebut memicu aksi mogok nasional oleh dokter di India. Lebih dari satu juta orang diperkirakan akan bergabung dalam aksi mogok tersebut.
Rumah sakit dan klinik di India telah menolak pasien yang tidak dalam kondisi darurat. Indian Medical Association (IMA) menggambarkan pembunuhan dokter tersebut sebagai 'kejahatan berskala biadab karena kurangnya ruang aman bagi perempuan' dan meminta dukungan negara dalam 'perjuangannya untuk keadilan'.
Protes terhadap pemerkosaan dan pembunuhan dokter tersebut telah meningkatkan seruan untuk perlindungan yang lebih baik bagi perempuan di India dalam beberapa hari terakhir. Massa juga telah merusak rumah sakit tempat kejadian pemerkosaan dan pembunuhan dokter itu.
Dalam sebuah pernyataan, IMA mengatakan layanan darurat dan korban akan terus berjalan. Presiden asosiasi tersebut, RV Asokan, mengatakan para dokter telah menderita dan memprotes kekerasan selama bertahun-tahun, tetapi insiden ini 'berbeda secara kualitatif'.
"Jika kejahatan semacam itu dapat terjadi di perguruan tinggi kedokteran di kota besar, itu menunjukkan di mana-mana dokter tidak aman," katanya.
Dokter di beberapa rumah sakit pemerintah mengumumkan mereka menghentikan prosedur elektif atau operasi nondarurat tanpa batas waktu sejak awal pekan ini. IMA juga mengeluarkan daftar tuntutan termasuk penguatan hukum untuk melindungi staf medis dari kekerasan, meningkatkan tingkat keamanan di rumah sakit dan menciptakan ruang aman untuk beristirahat.
Mereka menyerukan 'investigasi yang cermat dan profesional' atas pembunuhan dan penuntutan mereka yang terlibat dalam vandalisme, serta kompensasi bagi keluarga wanita tersebut. Lebih banyak insiden pemerkosaan telah menjadi berita utama di India sejak kematian dokter tersebut dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah mengatakan bahwa 'perilaku mengerikan terhadap wanita harus dihukum berat dan segera'.
(haf/imk)