Pria Pakistan Ditangkap Terkait Rencana Iran Bunuh Pejabat AS

3 months ago 34
ARTICLE AD BOX

Washington DC -

Seorang pria Pakistan ditangkap oleh otoritas Amerika Serikat (AS) terkait dugaan keterlibatan dalam rencana pembunuhan seorang pejabat AS. Rencana pembunuhan itu diduga terkait Iran, yang bertekad membalas kematian komandan Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, akibat serangan drone AS.

Seperti dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), pria bernama Asif Raza Merchant, yang berusia 46 tahun dan berkewarganegaraan Pakistan, diduga berusaha menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh seorang politisi atau seorang pejabat AS di wilayah Amerika Serikat.

"Selama bertahun-tahun, Departemen Kehakiman telah bekerja secara agresif untuk menangkal upaya Iran yang kurang ajar dan tak henti-hentinya melakukan pembalasan terhadap para pejabat publik Amerika atas pembunuhan Jenderal Iran Soleimani," ucap Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soleimani yang merupakan arsitek operasi militer luar negeri Iran, tewas dalam serangan drone AS di Baghdad, Irak, pada Januari 2020 lalu. Para pejabat Teheran telah berulang kali bersumpah untuk melakukan "pembalasan" atas pembunuhan itu.

"Departemen Kehakiman tidak akan menyia-nyiakan sumber daya untuk mengganggu dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berupaya melancarkan rencana mematikan Iran terhadap warga Amerika," tegas Garland.

Nama politisi atau pejabat AS yang menjadi target rencana pembunuhan terkait Iran itu tidak teridentifikasi. Namun Garland menegaskan tidak ada bukti yang menghubungkan Merchant dengan upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump saat berkampanye di Pennsylvania pada 13 Juli lalu.

Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) Christopher Wary, dalam pernyataan terpisah, menyebut warga negara Pakistan itu memiliki "hubungan dekat dengan Iran" dan bahwa dugaan rencana pembunuhan dengan menyewa pembunuh bayaran itu "benar-benar di luar gaya Iran".

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article