ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah mengatakan militannya menembakkan roket di wilayah kota Haifa di Israel utara. Hizbullah menargetkan serangan ke fasilitas produksi militer dan pangkalan udara Israel sebagai tanggapannya terhadap insiden ledakan massal pager pada pekan ini yang dituduhkan kepada Israel.
"Dalam tanggapan awal" terhadap ledakan pager dan radio dua arah pada hari Selasa dan Rabu, Hizbullah 'mengebom kompleks industri militer Rafael' di Israel utara dengan puluhan roket Katyusha, Fadi-1 dan Fadi-2, kata kelompok tersebut dalam pernyataan, dilansir AFP, Minggu (22/9/2024).
Hizbullah juga mengatakan pihaknya menargetkan pangkalan dan bandara Ramat David, sekitar 45 kilometer (28 mil) dari perbatasan, dua kali dalam semalam dengan puluhan roket Fadi-1 dan Fadi-2 "sebagai respons terhadap serangan berulang Israel yang menargetkan berbagai wilayah Lebanon dan menewaskan banyak warga sipil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangkalan udara Ramat David termasuk bagian terdalam dari wilayah Israel yang menurut kelompok itu telah menjadi target.
Pangkalan udara dan situs Rafael keduanya muncul dalam rekaman pesawat nirawak yang dirilis Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir, dalam video yang dilihat sebagai bank target potensial bagi kelompok itu jika terjadi konflik yang meluas.
Hizbullah memulai serangan lintas batas untuk mendukung sekutu Hamas, yang serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza, tetapi secara umum mengatakan pihaknya telah menargetkan posisi di dekat perbatasan.
Tentara Israel mengatakan lebih dari 100 proyektil ditembakkan dari Lebanon pada Minggu pagi. Israel menyebut petugas pemadam kebakaran juga sedang bekerja untuk memadamkan api yang dipicu oleh jatuhnya amunisi.
Pada hari Sabtu, tentara Israel mengatakan bahwa mereka "menyerang secara luas di Lebanon selatan setelah mengidentifikasi persiapan Hizbullah untuk menembaki wilayah Israel".
Mereka juga mengatakan bahwa pesawatnya "menyerang ribuan laras peluncur yang siap segera digunakan untuk menembaki wilayah Israel"
Ledakan Pager di Lebanon Diduga Langgar Hukum Internasional
Pager-pager dan walkie talkie yang digunakan oleh milisi meledak secara tiba-tiba hingga menewaskan 37 orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti ledakan tersebut.
PBB memperingatkan menanam peledak di dalam objek sipil, melanggar hukum kemanusiaan internasional. PBB mengecam peristiwa yang terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) waktu setempat.
Israel diduga kuat mendalangi ledakan massal yang melanda perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah, kelompok yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran itu. Pager atau penyeranta dan walkie-talkie meledak ketika para penggunanya sedang berbelanja di supermarket, sedang berjalan di jalanan, dan sedang menghadiri pemakaman.
"Hukum kemanusiaan internasional melarang penggunaan perangkat jebakan dalam bentuk benda portabel yang tampaknya tidak berbahaya," tegas Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, saat berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2025).
Kejadian itu memicu kepanikan dan membuat warga Lebanon dihantui ketakutan.Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar langsung soal insiden ledakan massal di Lebanon itu.
(yld/knv)