ARTICLE AD BOX
Moskow -
Rusia dilaporkan mulai memproduksi drone tempur jarak jauh terbaru, yang bernama Garpiya-A1, sejak tahun lalu dengan menggunakan mesin dan suku cadang buatan China. Drone buatan Moskow dengan mesin dan suku cadang asal Beijing itu telah digunakan dalam perang di wilayah Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (14/9/2024), informasi tersebut diungkapkan oleh dua sumber dari salah satu badan intelijen Eropa dan didasarkan pada dokumen-dokumen yang dilihat oleh Reuters.
Informasi intelijen -- yang mencakup kontrak produksi untuk drone baru, korespondensi perusahaan mengenai proses manufaktur, dan dokumen keuangan -- mengindikasikan bahwa IEMZ Kupol, anak perusahaan pabrik senjata milik negara Almaz-Antey, telah memproduksi lebih dari 2.500 unit drone Garpiya sejak Juli 2023 hingga Juli 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberadaan drone baru Rusia yang menggabungkan teknologi China belum pernah dilaporkan sebelumnya. Pihak IEMZ Kupol dan Almaz-Antey belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.
Dua sumber intelijen yang dikutip Reuters juga mengatakan bahwa drone Garpiya telah dikerahkan untuk menyerang target-target militer dan sipil di wilayah Ukraina, hingga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur penting serta memicu korban sipil dan militer.
Kedua sumber intelijen itu membagikan kepada Reuters, apa yang mereka sebut sebagai foto-foto puing drone Garpiya yang jatuh di Ukraina, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Reuters menemukan informasi yang memperkuat kesimpulan ini, namun tidak bisa mengonfirmasi foto-foto itu secara independen.
Dalam pernyataan kepada Reuters, salah satu badan intelijen Eropa menyebut drone Garpiya "sangat mirip dengan Shahed" -- merujuk pada drone buatan Iran yang digunakan Rusia dalam perang di Ukraina -- namun memiliki beberapa fitur yang membedakan, termasuk sirip yang unit dan mesin Limbach L-550 E.