Sosok Muhammad Yunus, Bankir dan Peraih Nobel yang Kini Jadi PM Bangladesh

3 months ago 42
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Peraih Nobel, Muhammad Yunus, terpilih untuk memimpin pemerintahan Bangladesh sementara waktu ini setelah Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri. Siapa sebenarnya sosok Muhammad Yunus?

Dilansir Associated Press (AP), Selasa (7/8/2024), Muhammad Yunus dikenal sebagai 'bankirnya masyarakat termiskin di antara masyarakat miskin'. Dia juga dikenal sebagai pengkritik Sheikh Hasina ketika masih menjabat sebagai Perdana Menteri Bangladesh.

Pria berusia 83 tahun itu berprofesi sebagai ekonom dan bankir. Yunus dianugerahi Nobel Perdamaian tahun 2006 karena memelopori penggunaan kredit mikro untuk membantu masyarakat miskin, khususnya perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komite Hadiah Nobel Perdamaian saat itu memuji Yunus dan Bank Grameen miliknya atas upaya mereka menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.

Yunus mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983 untuk memberikan pinjaman kecil kepada pengusaha yang biasanya tidak memenuhi syarat untuk menerimanya. Keberhasilan bank ini dalam mengentaskan masyarakat dari kemiskinan menyebabkan munculnya upaya pembiayaan mikro serupa di negara-negara lain.

Namun, pada tahun 2011, Yunus dipecat seabagai direktur pelaksana Grameen Bank karena pemerintahan Hasina saat itu meninjau aktivitas bank. Yunus diduga melanggar peraturan pensiun pemerintah.

Dia diadili pada tahun 2013 dengan tuduhan menerima uang tanpa izin pemerintah, termasuk Hadiah Nobel dan royalti sebuah buku. Namun, Yunus membantah tuduhan tersebut.

Awal tahun 2024 ini, pengadilan khusus di Bangladesh juga mendakwa Yunus dan 13 orang lainnya atas dugaan penggelapan USD 2 juta. Yunus mengaku tidak bersalah dan saat ini bebas dengan jaminan. Para pendukung Yunus mengatakan dia menjadi sasaran karena hubungannya yang dingin dengan Hasina.

Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di Bangladesh. Ia menerima gelar PhD dari Vanderbilt University di Amerika Serikat dan mengajar sebentar di sana sebelum kembali ke Bangladesh.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada tahun 2004, Yunus mengatakan bahwa ia memiliki "gerakan eureka" untuk mendirikan Bank Grameen ketika ia bertemu dengan seorang perempuan miskin yang menganyam bangku bambu yang sedang berjuang membayar utangnya.

"Saya tidak mengerti bagaimana dia bisa menjadi begitu miskin ketika dia membuat hal-hal yang begitu indah," kenangnya dalam wawancara.

(zap/azh)

Read Entire Article