ARTICLE AD BOX
Taipei -
Para penyelidik Taiwan menginterogasi dua pejabat perusahaan setempat terkait insiden ledakan massal pager atau penyeranta yang digunakan Hizbullah di Lebanon. Selain interogasi, penggeledahan juga akan dilakukan terhadap kantor perusahaan tersebut.
Pernyataan dan spekulasi bermunculan mengenai dari mana perangkat komunikasi yang meledak itu berasal dan bagaimana perangkat itu dipasok ke Hizbullah yang bermarkas di Lebanon, setelah ribuan pager dan walkie-talkie meledak massal pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) waktu setempat.
Sedikitnya 37 orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden, yang menurut Hizbullah, didalangi oleh Israel. Otoritas Tel Aviv belum memberikan komentar langsung atas insiden di Lebanon tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media terkemuka Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT), dalam laporannya yang mengutip pejabat AS dan pejabat lainnya, menyebut badan intelijen Tel Aviv menanam peledak ke dalam pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo.
Namun pemimpin Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, membantah perusahaannya memproduksi perangkat yang meledak itu. Dia menyebut mitranya yang berbasis di Hungaria, sebuah perusahaan bernama BAC Consulting KFT, yang merancang dan memproduksi pager itu dengan merek dagang Gold Apollo.
Sebagai bagian dari penyelidikan yang dilakukan otoritas Taiwan, seperti dilansir AFP, Jumat (20/9/2024), Hsu dan seorang wanita bernama Wu Yu-jen, yang menjadi perwakilan BAC Consulting KFT, diinterogasi oleh para jaksa setempat pada Kamis (19/9).
Media lokal menyebut BAC Colsulting KFT mendirikan perusahaan yang berbasis Taipei di bawah nama "Apollo Systems".
"Negara kami menangani kasus ini dengan sangat serius," tegas kantor jaksa distrik Shilin di Taipei dalam pernyataan yang dirilis Jumat (20/9).
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.