ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemimpin tertinggi otoritas Taliban mengatakan penerapan hukum Islam di Afghanistan adalah "tanggung jawab seumur hidup" mereka. Hal ini disampaikannya dalam pidato yang menandai tiga tahun kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di negara tersebut.
Pemerintah Taliban merayakan pengambilalihan ibu kota pada 15 Agustus 2021, sehari lebih awal pada Rabu (14/8), sesuai dengan kalender Afghanistan, dengan mengadakan parade militer dan pertemuan di seluruh negeri.
"Saudara-saudara! Tanggung jawab kita untuk mengabdi kepada agama, memerintah menurut syariah (hukum Islam), adalah tanggung jawab kita seumur hidup," kata pemimpin Hibatullah Akhundzada kepada personel keamanan di sebuah pangkalan udara di Kandahar, Afghanistan selatan pada Rabu, dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pidato tersebut diunggah di situs media sosial X pada Rabu malam oleh kepala juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid.
"Kami akan menerapkan agama Allah dan hukum syariah bagi diri kami sendiri dan orang lain selama kami hidup," kata Akhundzada, dalam pernyataan langka dari pemimpin yang hampir tidak pernah muncul di depan umum tersebut.
"Syariah dan sistem Islam semakin kuat dari hari ke hari," tambahnya.
Akhundzada memerintah dengan dekrit dari Kandahar -- tempat lahirnya gerakan Taliban -- dan telah mengeluarkan serangkaian perintah yang menegakkan visi Islam yang keras, sejak runtuhnya pemerintahan Afghanistan yang didukung asing dan penarikan pasukan yang dipimpin AS pada tahun 2021.
Pemerintah Taliban tetap tidak diakui oleh negara-negara lain, dengan titik kritis utama adalah pembatasannya terhadap perempuan. Kebijakan ini oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut sebagai "apartheid gender".
(ita/ita)